Eco Wisata Mangrove Wonorejo Surabaya
Sebuah oase hijau yang menawarkan ketenangan, pembelajaran alam, dan keindahan tak terduga: Eco wisata Mangrove Wonorejo Surabaya. Destinasi favorit bagi warga kota maupun wisatawan.
Juara Rent Car
5/2/2025


Menyelami Keajaiban Alam di Ujung Kota: Eco Wisata Mangrove Wonorejo Surabaya
Dibalik gedung pencakar langit kota Surabaya, ternyata menyimpan surga tersembunyi di balik deru mesin kota. Sebuah oase hijau yang menawarkan ketenangan, pembelajaran alam, dan keindahan tak terduga: Eco wisata Mangrove Wonorejo Surabaya. Destinasi favorit bagi warga kota maupun wisatawan yang ingin menikmati nuansa alam tanpa harus meninggalkan kota.
Bayangkan sebuah surga kecil penuh hijaunya kanopi pohon bakau, desiran angin laut yang menyejukkan, dan hamparan perairan yang memantulkan sinar matahari pagi—semua itu bisa Anda temukan di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. Meski kota metropolitan nan padat hanya berjarak puluhan menit, di sinilah kita diajak berhenti sejenak, menarik napas panjang, dan membiarkan alam meresapi setiap sudut hati.
1. Sejarah dan Konservasi: Dari Lahan Terabaikan ke Eco Wisata Mangrove Berskala Besar di Surabaya
Pada awalnya, kawasan Wonorejo hanyalah lahan pasang surut dengan sedikit pohon bakau. Sejak 2015, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya bekerjasama dengan LSM lokal mulai menata kawasan seluas lebih dari 800 hektar, menjadikannya pusat konservasi sekaligus edukasi ekosistem mangrove. Proyek berat ini tidak hanya menanam ribuan bibit bakau (Avicennia alba), tetapi juga membangun infrastruktur yang ramah pengunjung.
Mangrove Wonorejo bukan sekadar tempat wisata; ini adalah pelajaran hidup. Di sinilah kita belajar bahwa alam, jika dijaga, akan memberi kehidupan.
2. Lokasi Kawasan Hutan Mangrove Wonorejo Surabaya Strategis dan Akses Mudah
Berada di Jalan Raya Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya, ekowisata ini hanya berjarak sekitar 14–15 km dari pusat kota Surabaya, dengan waktu tempuh ±30–40 menit via Tol Waru–Juanda dan exit Tambak Sumur. Petunjuk arah yang jelas dan area parkir luas memudahkan Anda yang datang dengan kendaraan pribadi, sedangkan ojek online juga menjangkau gerbang masuk kawasan.
3. Tiket Masuk Kawasan Mangrove Wonorejo: Wisata yang Bersahabat di Kantong
Uniknya, tiket masuk kawasan mangrove Wonorejo GRATIS. Anda bisa berjalan santai di sepanjang boardwalk atau jogging track tanpa perlu membayar tiket alias nol rupiah! Biaya baru dikenakan saat Anda ingin menyeberang sungai dan menjelajah lebih jauh menggunakan perahu:
Rp 25.000 /orang (dewasa)
Rp 15.000 /orang (anak-anak)
Perahu tradisional yang disediakan cukup nyaman, dipandu pemandu lokal yang juga menjelaskan nilai ekologis bakau selama perjalanan.
4. Fasilitas Hutan Mangrove Wonorejo Surabaya Lengkap untuk Setiap Jenis Wisatawan
Tak cuma “hutan bakau biasa”, Mangrove Wonorejo menawarkan beragam fasilitas:
Boardwalk & Jogging Track: Trek kayu sepanjang ±2 km, ideal untuk jogging pagi atau sunset stroll.
Gazebo & Pendopo: Tempat berteduh sambil menikmati pemandangan, cocok untuk piknik keluarga.
Kolam Pancing & Spot Memancing: Bagi yang hobi mancing, tersedia kolam khusus.
Spot Foto Instagramable: Jembatan kayu, menara pandang, dan taman bunga yang tertata rapi siap mempercantik feed Anda.
Pusat Informasi & Edukasi: Papan interpretasi, mini-museum, serta pelatihan penanaman bibit mangrove.
Toilet Umum & Mushola: Bersih dan terawat, memastikan kenyamanan ibadah dan kebutuhan dasar.
Kantin & Warung Lokal: Jajan snack, kopi, hingga makanan berat khas Surabaya.
5. Aktivitas Seru: Lebih dari Sekadar Jalan-Jalan
Menanam Mangrove
Program “green volunteering” mengenalkan Anda cara menanam bibit bakau—aktivitas yang berdampak langsung pada pelestarian pantai.Trekking Kayu Menyusuri Hutan
Jalur pejalan kaki dari kayu menyambut pengunjung begitu memasuki kawasan. Sepanjang jalur ini, pengunjung bisa menyusuri hutan mangrove yang rimbun sambil mengamati burung-burung liar, kepiting bakau, dan bahkan biawak sesekali menyelinap di sela akar mangrove.
Tur Perahu & Birdwatching
Ingin pengalaman lebih mendalam? Naiklah perahu kecil yang akan membawa Anda menyusuri sungai di tengah hutan. Suasana sunyi, gemericik air, dan suara alam menjadi simfoni alami yang menenangkan jiwa. Jelajahi kanal-kanal sempit, amati burung pantai dan satwa rawa; musim migrasi adalah momen terbaik untuk birdwatching.Menara Pandang: Surga untuk Fotografer
Di titik tertentu, tersedia menara pandang yang memungkinkan pengunjung melihat panorama hutan mangrove dari ketinggian. Waktu terbaik? Saat matahari terbit atau menjelang senja—pemandangan yang Instagrammable banget!
Fotografi Alam & Sunset Hunting
Golden hour di Wonorejo menghadirkan siluet pohon bakau yang dramatis—surga bagi fotografer.Jogging & Yoga Pagi
Udara segar plus desiran ombak menciptakan suasana ideal untuk olahraga ringan.Edu-Tour & Workshop Lingkungan
Bagi pelajar atau keluarga yang membawa anak-anak, tersedia pusat edukasi tentang ekosistem mangrove, pentingnya menjaga lingkungan pesisir, dan peran mangrove dalam mencegah abrasi. Kegiatan tanam mangrove juga bisa diikuti lho!
6. Tips Penting untuk Pengunjung
Datang Lebih Awal: Pagi hari (08.00–10.00 WIB) udara masih sejuk dan cahaya foto lebih lembut.
Bawa Camilan & Air Minum: Meski ada warung, pilihan terbatas dan harga relatif lebih tinggi.
Jangan Buang Sampah Sembarangan—jaga alam seperti kamu menjaga rumahmu sendiri.
Gunakan Sepatu Tertutup: Boardwalk kadang licin, serta jalur tanah bisa becek setelah hujan.
Lindungi Diri dari Serangga: Oleskan lotion anti-nyamuk, terutama saat turun perahu.
Bawa Kamera atau Drone: Perspektif aerial memberi kesan berbeda pada lanskap mangrove.
Penutup: Menyatu dengan Alam di Tepi Kota
Eco Wisata Mangrove Wonorejo Surabaya bukan sekadar destinasi—ia adalah panggilan untuk peduli lingkungan, merasakan ketenangan di tengah hiruk-pikuk urban, dan belajar betapa rapuhnya garis pantai kita. Dengan akses mudah, biaya terjangkau, dan fasilitas lengkap, Ekowisata Mangrove Wonorejo pantas menjadi pilihan wisata alam keluarga, teman, maupun solo traveler. Ayo, jadwalkan kunjungan Anda, dan biarkan hijau mangrove ini menyambut!
Jadi, kapan kamu terakhir kali mendengar suara alam yang sesungguhnya? Mungkin jawabannya ada di antara akar-akar mangrove Wonorejo.
“Di sinilah kita sadar bahwa alam bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk dijaga.”